Wednesday, June 6, 2012

ANAK SUPERNORMAL


ANAK SUPERNORMAL
A. Pengertian Anak Supernormal
Sebelum menguraikan tentang anak supernormal, terlebih dahulu akan penulis uraikan apa itu intelegensi dan IQ serta bagaimana cara pengukurannya, karena patokan anak supernormal dalam tulisan ini adalah tingkat tingginya intelegensi.
        Intelegensi atau kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa mahluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia, intelegensi diperoleh manusia sejak lahir dan sejak itu pula potensi intelegensi mulai berfungsi mempengaruhi waktu dan kualitas perkembangan individu dan apabila sudah berkembang, maka fungsinya semakin berarti bagi manusia yakni akan mempengaruhi kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkungan.
          Intelegensi bukan suatu yang bersifat kebendaan melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.
              Para ahli mempunyai pengertian yang beragam tentang intelegensi yaitu :
     Anita E. Woolfolk mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama, intelegensi itu meliputi tiga pengertian, yaitu (1) kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; (3) kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Selanjutnya Woolfolk mengemukakan bahwa intelegensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.
              Alfred Binet, seorang tokoh utama perintis pengukuran intelegensi bersama Theodore simon mendefinisikan intelegensi atas tiga komponen yaitu (a) kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan; (b) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan (c) kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.
          David Wechsler pencipta skala-skala intelegensi yang populer sampai saat ini, mendefinisikan intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dalam tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta mengahadapi lingkungannya dengan efektif.
          S.C. Utami Munandar dalam bukunya “Mengembangkan Bakat Dan Kreatifitas Anak Sekolah” menyatakan secara umum bahwa intelegensi dapat dirumuskan :  (a) kemampuan untuk berfikir abstrak, (b) kemampuan untuk menangkap hubungan dan untuk belajar dan (c) kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru.
          Selanjutnya Wood Worth menambahkan bahwa intelegensi erat hubungannya dengan intelek atau pengetahuan. Bukan berarti intelegensi merupakan sejumlah pengetahuan yang dimiliki seseorang melainkan berkenaan dengan kualitas intelek.  Intelek yanng berfaedah yaitu intelek yang siap digunakan . Intelegensi itu sendiri merupakan intelektual yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak dalam suatu situasi atau dalam menyelesaikan masalah dimana dalam bertindak dan memecahkannya tampak intelegen atau bodoh. Jadi orang yang intelegen adalah orang yang mampu berbuat atau bertindak dengan bijaksana, cepat, tepat dan berhasil.
          Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang dibawa individu atau manusia sejak lahir yang dapat digunakan untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru dan untuk memecahkan problem-problem yang dihadapi dengan cepat dan tepat.
              Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu (seperti yang telah dijelaskan di atas) sedangkan IQ adalah hasil dari suatu tes intelegensi tertentu yang notabene yang hanya mengukur sebagian kecil dari intelegensi.
          IQ singkatan dari Intellegence Quotient menunjukkan ukuran atau taraf intelegensi atau kecerdasan seseorang. Dari hasil tes intelegensi IQ ini diperoleh dengan menggunakan rumus : hasil bagi umur mental dengan umur Cronologis atau kalender dikalikan seratus atau IQ = (MA / CA) X 100.
          MA singkatan dari Mental Age (usia mental) yang merupakan suatu norma pembanding pada kelompok usia tertentu. Misalnya pada kelompok anak-anak usia 8 tahun sebagian besar diantara mereka mampu menjawab dengan benar sebanyak 24 soal dalam tes, maka skor atau angka itu dijadikan norma untuk kelompok anak-anak usia 8 tahun, dan disebut usia mental 8 tahun. Bila seorang anak dalam mengerjakan tes yanng sama mampu menjawab dengan benar sebanyak 24 soal maka ia mempunyai usia mental 8 tahun.
          CA singkatan dari Chronological Age (usia kronologis) yaitu usia anak sejak dilahirkan yang dapat dinyatakan dalam satuan tahun atau dalam satuan bulan. Misalnya apabila seorang anak yang berusia 8 tahun mampu menjawab dengan benar sebanyak 24 soal maka ia dikatakan memiliki usia mental 8 tahun. Dan IQnya dihitung sebagai IQ = (8/8)x100 = 100. Seorang anak lain yang berusia 6 tahun tetapi sudah mampu menjawab dengan benar sebanyak 24 dalam tes yang sama akan memperoleh usia mental 8 tahun pula sehingga IQnya adalah (8/6)x100 = 133.
          Jelaslah bahwa apabila seorang anak mencapai usia mental yang sama dengan usia kronologisnya, maka ia akan mendapat IQ=100 yang secara logis diartikan sebagai berintelegensi normal. Bila seorang anak memperoleh usia mental lebih tinggi dari pada usia kronologisnya maka anak tersebut tergolong anak yang berintelegensi di atas normal, sebaliknya bila usia mental lebih kecil dari usia kronologisnya berarti intelegensinya di bawah normal. Demikianlah gambaran prinsip perhitungan IQ.
          Berdasarkan prinsip-prinsip perhitungan IQ tersebut indikasi awal lahirnya konsep kecerdasan dinyatakan bahwa “semkin tinggi IQ seseorang maka semakin tinggi pula kecerdasannya”.
          Sebagai orang tua boleh-boleh saja meminta anaknya untuk menjalani tes akan tetapi setelah mengetahui skor atau hasilnya dan berapapun skornya harus tetap gembira dan juga tidak pernah berhenti untuk memberi masukan-masukan, perhatian upaya-upaya  yang dapat meningkatkan dan menjaga kecerdasannya.
          Mungkin pada saat tes dilaksanakan anak dalam keadaan atau kondisi yang kurang sehat atau dalam keadaan cemas, dan sebagainya. Hal-hal tersebut bisa mempengaruhi, maka apapun alasannya tidaklah bijaksana apabila menganggap nilai IQ seorang anak sebagai hal  yang amat penting. Apabila orang tua ingin mengetahui anaknya cerdas atau tidak orang tua dapat melihat tanda-tanda kecerdasan dan  ciri-ciri anak supernormal.
          Dari penegasan istilah di depan sudah penulis jelaskan pengertian anak supernormal yaitu anak yang mempunyai kecerdasan di atas anak-anak normal dan memiliki IQ di atas 110. Anak yang tergolong supernormal yaitu meliputi anak genius memiliki IQ 140 ke atas, anak gifted atau very superoir memiliki IQ 125-140, dan anak superior memiliki IQ 110-125.
              Adapun batasan arti anak supernormal yakni :
1. Anak Genius, mewakili golongan anak yanng memiliki IQ 140 ke atas.
                           Genius mempunyai arti anak yang memilliki tingkat intelegensi yang tinggi (IQ 140 ke atas) istilah ini juga dipakai terhadap seseorang yang memiliki bakat kemampuan luar biasa.
               Dalam bukunya Sri Rumini berjudul “ Pendidikan Anak Genius” dikemukakan bebrapa pendapat para ahli tentang batasan pengertian genius :
a.       Orang awam banyak yang berpendapat bahwa semua anak yanng cerdas, cerlang, berkemampuan tinggi adalah tergolong anak genius.
b.      Ada yang menyamakan dengan talented (berbakat)
c.       Ada yang menyamakan dengan Gifted  atau Highly   Gifted
d.      Robert  Woodworth  dalam bukunya “Psychology” berpendapat bahwa anak genius adalah  anak yang memiliki IQ  di atas  140
e.       Prof. Hollingwort  berpendapat anak sudah berhak disebut genius kalau IQ nya lebih dari 180
f.       Dalam “The Wood  Book Encyclopaedia”  volume 8, halaman 87  dinyatakan kalau genius dipandang dari psycology adalah seseorang dengan IQ 140 atau lebih
g.      Ruth Strung mempunyai pendapat lain lagi  terhadap para genius, menurut dia : kata genius sering-sering diterapkan kepada individu yang mempunyai kapasitas istimewa (luar biasa) dan mampu menciptakan sesuatau yang sangat tinggi nilainya  (mutunya.) jadi titik beratnya pada hasil ciptaannya, tidak hanya pada tingkatan intelegensinya.
                   Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak genius adalah anak luar biasa cerdasnya sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya , bila diukur dengan tes intelegensi IQ mereka paling rendah 140 sedang yang paling tinggi dapat mencapai 200 lebih.
              Para jenius lebih dari super cerdas ataupun sangat berbakat, mereka adalah orang-orang yang betul-betul hebat dan jauh mendahului masyarakat, bahkan dunia yang berbeda karena kontribusinya, sebagai contoh Beed Hoven, Picasso, Issac Newton Maria Currie, Leonardo Da Vinci dan sebagainya.               
2. Anak Gifted / Very superior
               Anak gifted atau very superior memiliki tingkat kecerdasan tinggi bila diukur dengan tes intelegensi kurang lebih 125-140. Tingkat gifted berada di bawah tingkat genius dan di atas tingkat superior. Gifted adalah suatu terminologi bagi individu yang mempunyai IQ atau tingkat kecerdasan yang lebih dari normal yaitu IQ nya antara 120-140. Disamping itu mempunyai pula bakat yang istimewa atau menonjol anatara lain berbakat dalam seni musik, drama, ketrampilan, dan keahlian memimpin masyarakat.
               Dalam bukunya Samsu Yusuf yang berjudul ‘Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja” dijelaskan bahwa gidted atau very superior berIQ 130-139 yaitu seorang yang cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan tentang bilangan yang sangat baik, perbendaharaab kata yang luas dan memahami pengertian abstrak. Faktor kesehatan, kekuatan dan ketangkasan lebih menonjol daipada anak normal.
3. Anak Superior
               Sesuai pada bagan penyebaran IQ anak superior menduduki IQ kurang lebih 110-125, merupakan golongan anak supernormal paling bawah. Anak superior dapat disefinisikan sebagai anak cerdas yang memiliki IQ kurang lebih 110-125, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.
               Menurut Samsu Yusuf superior yaitu seseorang yang mempunyai IQ 120-129 kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah atau akademik, mereka seringkali terdapat dalam kelas biasa, pimpinan kelas biasanya berasal dari kelompok ini.
               Demikianlah batasan-batasan arti anak yang supernormal yang pada intinya sama yaitu anak yang mempunyai kecerdasan tinggi tetapi dengan kemampuan yang berbeda-beda.
B. Ciri-ciri Anak Supernormal
          Berdasarkan kenyataan, anak cerdas mulai tampak sejak kecil, ketika bermain mereka mengalahkan teman-teman yang lain, ketika belajar mengungguli pelajar yang lain, sehingga anak ini akan menguasai teman-teman lainnya. Mereka merasa tercipta untuk menjadi tuan, bukan anak buah dari lingkungannya.
          Agar orang tua bisa memahami anak yang unggul dan cerdas orang tua dapat memperhatikan sifat-sifat yang berbeda dengan teman lainnya :
1.      Dari aspek fisik, ia sedikit lebih unggul dibandingkan teman-teman sebayanya, baik tinggi, bobot dan kesehatan.
2.      Anak cerdas lebih mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, disini pula orang tua dapat mengetahui bahwa perhatiannya sangat dalam, menyeluruh dan intens. Tanda-tanda kecerdasannya ditunjukkan dengan kemampuannya dalam mencipta. Jika mengikuti dorongan dan keinginannya, maka peraturan sekolah merupakan penyebab yang cukup kuat dalam menggugurkan kuncup sebelum berkembang.
3.      Anak cerdas lebih mampu memahami mulai dari masalah material sampai ke masalah –masalah yang abstrak.
4.      Anak cerdas cepat mengambil sikap dengan baik dalam kehidupan masyarakat meskipun situasi lingkungan masyarakatnya sangat jelek.
          Untuk memperjelas perbedaan anak supernormal akan penulis uraikan ciri-ciri dari masing-masing tingkatan. Adapun ciri-ciri anak supernormal (genius, Gifted/veri superior dan superior) adalah :
1.      Ciri-ciri anak genius
Anak Genius dapat juga disebut dengan sebutan “Gifted Talented”, memiliki ptensial yang sangat tinggi sekali dalam prestasi belajar dan penonjolan kemampuan yang luar biasa pada suatu bidang tertentu.
                        Ciri-ciri anak berbakat intelektual /genius menurut S.C Utami Munandar  antara lain :
a.       Mudah menangkap pelajaran
b.      Ingatan baik
c.       Perbendaharaan kata luas
d.      Penalaran tajam (berfikir logis, kritis), memahami hubungann sebab akibat
e.       Daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan)
f.       Menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik
g.      Senang dan sering membaca
h.      Ungkapan diri lancar dan jelas
i.        Pengamat yang cermat
j.        Senang mempelajari kamus, peta, ensiklopedi
k.      Cepat memecahkan soal
l.        Cepat menemukan kekeliruan /kesalahan
m.    Cepat menemukan asas dalam suatu uraian
n.      Mampu membaca pada usia lebih muda
o.      Daya abstraksi tinggi
p.      Selalu sibuk menangani berbagai hal.
Sedangkan Drs. Alisuf Sabri dalam bukunya “ Pengantar Psikologi” menyatakan bahwa ciri-ciri anak genius adalah :
1.    Pada masa kanak-kanaknya sangat cerdas atau kepandaian yang dimiliki luar biasa.
2.    Selain kecerdasan yang luar biasa juga sifat-sifat pribadinya sangat menonjol, sangat menunjang prestasinya, sifat-sifatnya misalnya ketekunan, keuletan dalam berusaha mencapai sesuatu, punya kepercayaan dan keyakinan diri yang besar terhadap pekerjaan   yang dipilihnya.
2. Ciri-ciri anak Gifted / Very Superior
               Fileger dalam karangannya menyebutkan ciri-ciri anak Gifted dibidang science  adalah :
a.       Mempunyai perhatian terhadap science pada waktu masih pra-sekolah
b.      Serba ingin tahu apa yang menyebabkan benda-benda bekerja
c.       Kemampuan untuk mengerti ide-ide abstrak pada usia masih muda
d.      Mempunyai imajinasi kuat akan benda-benda ilmiah
e.       Senang akan koleksi
f.       Memiliki daya kemampuan yang tinggi di bidang membaca
g.      Memliki daya kemampuan yang tinggi di bidang matematika
h.      Cenderung berfikir secara kuantitatif menggunakan angka-angka untuk membantu menyatakan ide-ide
i.        Kemauan untuk aktif dan berprestasi dalam olah raga
j.        Rasa tidak puas yang beralasan, yang bagi anak-anak lain cukup puas/ menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.
3. Ciri-ciri anak superior
                        Ciri-ciri anak superior menurut Baker yaitu :
a.       Mulai dapat berbicara lebih awal dari anak normal
b.      Menunjukkan beberapa kemampuan khusus dalam menggabungkan kata-kata untuk menyampaikan jalan pikirannya
c.       Memulai sekolah pada umur yang sama sebagai rata-rata anak
d.      Dapat sedikit membaca sebelum mulai sekolahnya
e.       Tidak mengalami kegagalam selama masa sekolah
f.       Di sekolah ia dapat mengerjakan pekerjaannya dengan mudah dan memberi kesan ia akan berhasil tanpa banyak usaha
g.      Ia mendapat perhatian dari teman-temannya dan menjadi pemimpin dalam gerakan siswa, publikasi, sekolah dan sebaginya
h.      Menunjukkan inisiatif dalam hal-hal di luar sekolah
i.        Tertarik pada atletik atau musik
j.        Pehatian terhadap bacaan luas.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri anak supernormal ialah :
1. Memiliki inelegensi di atas normal
2. Makin tinggi IQ-nya makn baik daya abstraksinya
3 Berfikir secara logis , kritis, rasional, dan kreatif
4. Perkembangan mentalnya lebih cepat dari umur kalender
5. Lingkungan sangat berperan pada perkembangannya
6. Mempunyai prestasi yang tinggi, baik dalam sekolah maupun di luar sekolah
7. Perhatian terhadap bacaan luas dan memiliki koleksi pribadi   
8. Perhatian terhadap bacaan luas dan memiliki koleksi pribadi
9. Tidak pernah mendapat kesulitan dari pelajaran di sekolah
10. Perkembangan fisik, psikis  dan bahasanya lebih pesat dari anak normal.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi / kecerdasan menurut Sutratinah :
1.      Faktor keturunan / hereditas, yakni proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu generasi berikutnya melalui plasma benih.
2.      Faktor lingkungan, yakni segala sesuatu yang ada di sekeliling anak yang mempengaruhi perkembangan anak yang meliputi :
a.       Gizi, gizi yang terkandung dalam makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jasmani, rohani dan intelegensi serta menentukan produktivitas kerja seseorang. Seandainya terjadi kekurangan pemberian makanan yang bergizi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan terhambat terutama perkembangan mental atau otaknya.
b.      Pendidikan, faktor pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan mental anak. Misalnya anak lahir dengan potensi cerdas , maka akan berkembang dengan  baik apabila  mendapatkan pendidikan yang baik. Sebaliknya meskipun anak memiliki potensi cerdas tetapi tidak mendapatkan pendidikan maka perkembangan kecerdasan mengalami hambatan.
Dalam bukunya “Anak Unggul Berotak Prima” disebutkan bahwa pada dasarnya faktor yang mempengaruhi terhadap kecerdasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1.      Faktor dalam (genetik/keturunan);  merupakan faktor bawaan yang sulit untuk dirubah.
2.      Faktor luar (lingkungan); berpotensi untuk dikembangkan untuk merangsang kecerdasan. Salah satu faktor luar yang berpengaruh terhadap kecerdasan adalah pola makan (menu makan), pola makan sangat berpengaruh terhadap kecerdasan, karena sel jaringan pembentuk dan pendukung kecerdasan dibentuk dari makanan karena itu diperlukan adanya perencanaan dan konsumsi gizi yang baik untuk anak-anak terutama sejak masih dalam kandungan.
Hubungan faktor dalam (hereditas) dan faktor luar  (lingkungan) adalah saling mempengaruhi, individu yang memiliki kecerdasan yang tinggi tidak akan dapat berkembang sampai semaksimal mungkin bila lingkungannya tidak menguntungkan, sehingga ia menjadi anak yang kurang cerdas. Sebaliknya, jika lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangan intelegensi tidak akan dapat membentuk seseorang menjadi cerdas, apabila faktor potensi dasar kecerdasan anak memang rendah. Misalnya, anak ideot tidak akan menjadi normal walaupun lingkungan mendukung perkembangan kecerdasan anak.

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com