Wednesday, June 6, 2012

PRESTASI BELAJAR


PRESTASI BELAJAR

1.      Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi  belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu “Prestasi” dan “belajar”. Antara kata “prestasi” dan “belajar” mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar dibicarakan sebaiknya membahas masalah makna kata “prestasi” dan “belajar”. Hal ini untuk memudahkan memahami lebih mendalam tentang pengertian “prestasi belajar” itu sendiri.
Untuk itu penulis akan kemukakan beberapa pendapat tentang prestasi sebagai berikut :
a.      Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok.
b.      WJS Poerwadarminta berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
c.      Menurut Mas’ud Hasan Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Sedangkan pengertian belajar adalah sebagai berikut :
a.       Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
b.       Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
c.       Morgan mengemukakan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. 
d.      Witherington berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu perintah.
2.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Telah diuraikan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Dengan demikian hakikat belajar adalah perubahan dan tidaknya belajar itu adalah hasil yang telah dicapai. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam diri individu ataupun dari luar individu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikan dibagi menjadi dua golongan :
a.       Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan faktor individual, dan
b.       Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial yang termasuk kedalam faktor individuial antara lain : faktor kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan. Motovasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluaraga/ keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya. Alat-alat yang dipergunakan dalam belajar menagajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
     Sedangkan Sumadi Suryabrata membagi faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut :
a.     Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar digolongkan menjadi dua golongan :
1)      Faktor-faktor non sosial yaitu meliputi situasi, kondisi, sarana dan fasilitas belajar yang semuanya itu dapat membantu proses belajar secara maksimal dan memenuhi syarat-syarat menurut pertimbangan didaktis psikologis dan paedagogis.
2)      Faktor- faktor sosial yaitu faktor manusia, baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya dapat disimpulkan (tidak langsung hadir).
b.    Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, digolongkan menjadi dua, yaitu :
1)     Faktor-faktor fisiolgis, dibedakan menjadi dua macam :
(a)    Tonus Jasmani pada umumnya, diantaranya : segar, lelah, sehat, sakit dan sebagaianya.
(b)    Keadaan fungsi-fungsi fisiologis, yaitu panca indera.
2)     Faktor-faktor psikologis, diantaranaya : sifat ingin tahu, keinginan rasa aman, bebas, kecintaan, dihargai dan sebagainya.
a.      Faktor Lingkungan
Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial. Interaksi dari kedua lingkungan ini selalu terjadi karena keduanya mempunyai pengaruh yang cukup signifikan  terhadap belajar anak didik.
1)     Lingkungan Alami
Lingkungan alam adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Lingkungan yang sejuk, nyaman dan aman tentunya membuat anak betah tinggal berlama-lama didalamnya.
2)     Lingkungan Sosial Budaya
Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung hidup bersama satu sama lainnya. Anak didik sebagai anggota masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma sosial susila dan hukum yang berlaku dimasyarakat. Demikian juga halnya disekolah. Dengan demikian, lingkungan sosial budaya mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang keberhasilan belajar.
b.      Faktor Instrumental
Dalam rangka melicinkan kearah tercapaianya tujuan belajar diperlukan seperangkat perlengkapan dalam berbagai bentuk dan jenis.
1)      Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur subtansial dalam pendidikan, karena tanpa kurikulum kegiatan belajar tidak dapat tergantung. Guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum kedalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya, sehingga dapat diketahui dan diukur dengan pasti hasil belajar yang telah dilaksanakan. 
2)      Program
Setiap sekolah mempunyai program dan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial dan sarana prasarana. Sehingga program pendidikan antara satu sekolah dengan sekolah lain berbeda yang berakibat pada perbedaan kualitas.
3)      Sarana dan Failitas
Sarana dan fasilitas mempunyai arti penting dalam pendidikan, sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai sarana dan fasilitas lengkap tentunya akan lebih berkualitas dibandingkan sebuah lembaga pendidikan yang kurang sarana serta fasilitasnya. Karena sarana dan fasilitas ini akan banyak membantu guru dalam menunaikan tugasnya dan mencapai tujuan pendidikan.
4)      Guru
   Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Sebagai tenaga profesional yang sangat berperan dalam menentukan jatuh bangunnya suatu bangsa dan negara, guru seharusnya menyadari akan tugasnya dan bukan sekedar menerima gaji. Dan persoalan guru tidak hanya bersentuhan dengan masalah luar dirinya tetapi juga masalah berkaitan dengan diri pribadinya.
c.       Faktor Fisiologis
1)      Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang seperti kelelahan, mengantuk, segar dan sebagainya.
2)      Kondisi panca indera sangat penting dalam belajar terutama mata dan telinga, karena sebagian besar yang dipelajari manusia berlangsung dengan membaca, melihat atau mendengar.
d.      Faktor Psikologis
1)      Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh dan minat yang tinggi, sebaiknya minat yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
2)      Kecerdasan
Kecerdasan mempunyai peranan besar dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari suatu program pendidikan dan pengajaran. Seseorang yang memiliki intelegensi tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik, sebaiknya orang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesulitan belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya rendah.
3)      Bakat
Selain kecerdasan, bakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses dan hasil belajar. Karena bakat merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan atau latihan. Keberhasilan belajar akan maksimal bila sesuai dengan bidangnya dan bakat ini tidak dapat berdiri sendiri untuk mencapai keberhasilan melainkan dipengaruhi oleh faktor lain yang mendukung.
4)      Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, dan ada tidaknya motivasi untuk berprestasi anak didik agar dapat berfungsi secara optimal dan berakibat pada tingkat keberhasilan belajar.
5)      Kemampuan Kognitif
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasi sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif yaitu persepsi, mengingat dan berpikir.
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau.
3.      Teori-Teori Tentang Belajar
Ada berbagai teori belajar yang telah tercipta sebagai hasil kerja keras dari penelitian para ahli psikologi pendidikan. Namun perlu disadari bahwa setiap teori belajar selalu tersimpan kelemahan dibalik kelebihannya. Bagi pemakai teori-teori belajar diharapkan memahami kelemahan dan kelebihannya.
Untuk mengetahui teori-teori belajar yang dikemukakan para ahli psikologi, akan dikemukakan dalam pembahasan berikut :
a.       Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Teori ini mengemukakan bahwa jiwa manusia mempunyai daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia dan manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir dan sebagainya.
Pengaruh teori ini dalam belajar adalah ilmu pengetahuan yang bersifat hafalan-hafalan belaka dan penguasaannya biasanya jauh dari pengertian. Oleh karena itu, para ahli ilmu jiwa daya menyatakan bahwa bila ingin berhasil dalam belajar, latihlah semua daya yang ada didalam diri.
b.      Teori Tanggapan
Teori tanggapan adalah teori yang menentang teori ilmu jiwa daya teori ini memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang dan sejelas-jelasnya.jika sejumlah tanggapan diartikan sebagai sejumlah kesan, maka belajar adalah memasukkan kesan-kesan kedalam otak dan menjadikan orang pandai.
c.       Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian, sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan. Hal yang terpenting menurut teori ini adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat. Adapun prinsip-prinsip teori gestalt adalah :
1)     Belajar berdasarkan keseluruhan
2)     Belajar adalah suatu proses perkembangan
3)     Anak didik sebagai organisme keseluruhan
4)     Terjadi transfer
5)     Belajar adalah reorganisme keseluruhan
6)     Belajar harus dengan instight
7)     Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan.
d.      Teori  Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Teori ini disebut juga sarbond. Sarbond Singkatan dari Stimulus (rangsangan), Respons (tanggapan) dan Bond (dihubungkan). Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian keduanya dihubungkan.
Teori asosiasi ini berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
Dari aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori yang sangat terkenal, yaitu teori Konektionisme dan teori Conditioning.
a)      Teori Konektionisme
Menurut teori belajar adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan implus untuk bertindak. Asosiasi dinamakan korektion sama maknanya dengan bertindak. Asosiasi dinamakan korektion dan respons, antara aksi dan reaksi dan antara keduanya terjadi suatu hubungan yang erat bila sering dilatih.
Proses belajar menurut teori ini melalui proses trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan) dan law of effect, yaitu segala tingkah laku yang berakibat suatu keadaan yang memuskan akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.
b)      Teori Conditioning
(1)    Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)
Menurut teori ini belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response) yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Dan untuk menjadikan seseoang itu belajar haruslah memberikan syarat-syarat tertentu dan adanya latihan-latihan yang kontinu.            
(2)    Teori contidioning (Guthrie)
Guthrie mengemukakan bahwa tingkah laku manusia itu secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit yang merupakan respon dari stimulus sebelumnya dan unit tersebut menjadi pula stimulus yang kemudian menimbulkan respon bagi unit tingkah laku berikutnya. Sehingga pada proses conditioning ini pada umumnya terjadi proses asosiasi antara unit satu sama lain yang berurutan dan berkali-kali/berulang-ulang yang memperkuat asosiasi antar unit tingkah laku.
(3)    Teori Systematic Behavior (Hull)
Chark C.Hull mengemukakan bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu.
Dan dua hal yang penting dalam proses belajar ialah adanya motivasi intensif dan pengurangan stimulus pendorong.
4.      Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penilaian
Prestasi belajar adalah hasil pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktifitas belajar, dengan demikian prestasi belajar tidak bisa diketahui sebelum dilakukan penilaian atas hasil aktifitas belajar.
Penilaian merupakan aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya ketercapaian tujuan belajar bila membahas masalah penilaian maka tidak lepas dari masalah evaluasi, sebab evaluasi merupakan tindakan untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam pendidikan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai siswa setelah mempelajari suatu pelajaran.
Dalam hal ini guru harus tepat dalam penyusunan evaluasi agar mendapatkan hasil penilaian yang jelas dan akurat dan dari penilaian tersebut dapat dilihat prestasi belajar yang dicapai siswa, dengan kata lain prestasi belajar siswa dapat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan evaluasi.                             

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com