ANAK SUPERNORMAL
A. Pengertian Anak
Supernormal
Sebelum menguraikan tentang anak supernormal, terlebih dahulu
akan penulis uraikan apa itu intelegensi dan IQ serta bagaimana cara
pengukurannya, karena patokan anak supernormal dalam tulisan ini adalah tingkat
tingginya intelegensi.
Intelegensi atau kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa
mahluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia, intelegensi diperoleh manusia
sejak lahir dan sejak itu pula potensi intelegensi mulai berfungsi mempengaruhi
waktu dan kualitas perkembangan individu dan apabila sudah berkembang, maka
fungsinya semakin berarti bagi manusia yakni akan mempengaruhi kualitas
penyesuaian dirinya dengan lingkungan.
Intelegensi
bukan suatu yang bersifat kebendaan melainkan suatu fiksi ilmiah untuk
mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.
Anita
E. Woolfolk mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama, intelegensi itu
meliputi tiga pengertian, yaitu (1) kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan
pengetahuan yang diperoleh; (3) kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil
dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Selanjutnya Woolfolk
mengemukakan bahwa intelegensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk
memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan
beradaptasi dengan lingkungan.
Alfred Binet, seorang tokoh utama
perintis pengukuran intelegensi bersama Theodore simon mendefinisikan
intelegensi atas tiga komponen yaitu (a) kemampuan untuk mengarahkan fikiran
atau mengarahkan tindakan; (b) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila
tindakan tersebut telah dilaksanakan dan (c) kemampuan untuk mengeritik diri
sendiri atau melakukan autocriticism.
David
Wechsler pencipta skala-skala intelegensi yang populer sampai saat ini,
mendefinisikan intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang
untuk bertindak dalam tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta
mengahadapi lingkungannya dengan efektif.
S.C.
Utami Munandar dalam bukunya “Mengembangkan Bakat Dan Kreatifitas Anak Sekolah”
menyatakan secara umum bahwa intelegensi dapat dirumuskan : (a) kemampuan
untuk berfikir abstrak, (b) kemampuan untuk menangkap hubungan dan untuk
belajar dan (c) kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi
baru.
Selanjutnya Wood Worth menambahkan
bahwa intelegensi erat hubungannya dengan intelek atau pengetahuan. Bukan
berarti intelegensi merupakan sejumlah pengetahuan yang dimiliki seseorang
melainkan berkenaan dengan kualitas intelek.
Intelek yanng berfaedah yaitu intelek yang siap digunakan . Intelegensi
itu sendiri merupakan intelektual yang berdaya guna dan berhasil guna untuk
menghadapi atau bertindak dalam suatu situasi atau dalam menyelesaikan masalah
dimana dalam bertindak dan memecahkannya tampak intelegen atau bodoh. Jadi
orang yang intelegen adalah orang yang mampu berbuat atau bertindak dengan
bijaksana, cepat, tepat dan berhasil.
Dari beberapa pengertian di atas dapat
penulis simpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang dibawa
individu atau manusia sejak lahir yang dapat digunakan untuk menyesuaikan diri
dalam lingkungan yang baru dan untuk memecahkan problem-problem yang dihadapi
dengan cepat dan tepat.
Intelegensi bukanlah
IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu (seperti
yang telah dijelaskan di atas) sedangkan IQ adalah hasil dari suatu tes
intelegensi tertentu yang notabene yang hanya mengukur sebagian kecil dari
intelegensi.
IQ singkatan dari Intellegence
Quotient menunjukkan ukuran atau taraf intelegensi atau kecerdasan seseorang.
Dari hasil tes intelegensi IQ ini diperoleh dengan menggunakan rumus : hasil
bagi umur mental dengan umur Cronologis atau kalender dikalikan seratus atau IQ
= (MA / CA) X 100.
MA singkatan dari Mental Age (usia
mental) yang merupakan suatu norma pembanding pada kelompok usia tertentu.
Misalnya pada kelompok anak-anak usia 8 tahun sebagian besar diantara mereka
mampu menjawab dengan benar sebanyak 24 soal dalam tes, maka skor atau angka
itu dijadikan norma untuk kelompok anak-anak usia 8 tahun, dan disebut usia
mental 8 tahun. Bila seorang anak dalam mengerjakan tes yanng sama mampu
menjawab dengan benar sebanyak 24 soal maka ia mempunyai usia mental 8 tahun.
CA singkatan dari Chronological Age
(usia kronologis) yaitu usia anak sejak dilahirkan yang dapat dinyatakan dalam
satuan tahun atau dalam satuan bulan. Misalnya apabila seorang anak yang
berusia 8 tahun mampu menjawab dengan benar sebanyak 24 soal maka ia dikatakan
memiliki usia mental 8 tahun. Dan IQnya dihitung sebagai IQ = (8/8)x100 = 100.
Seorang anak lain yang berusia 6 tahun tetapi sudah mampu menjawab dengan benar
sebanyak 24 dalam tes yang sama akan memperoleh usia mental 8 tahun pula sehingga
IQnya adalah (8/6)x100 = 133.
Jelaslah bahwa apabila seorang anak
mencapai usia mental yang sama dengan usia kronologisnya, maka ia akan mendapat
IQ=100 yang secara logis diartikan sebagai berintelegensi normal. Bila seorang
anak memperoleh usia mental lebih tinggi dari pada usia kronologisnya maka anak
tersebut tergolong anak yang berintelegensi di atas normal, sebaliknya bila
usia mental lebih kecil dari usia kronologisnya berarti intelegensinya di bawah
normal. Demikianlah gambaran prinsip perhitungan IQ.
Berdasarkan prinsip-prinsip
perhitungan IQ tersebut indikasi awal lahirnya konsep kecerdasan dinyatakan
bahwa “semkin tinggi IQ seseorang maka semakin tinggi pula kecerdasannya”.
Sebagai orang tua boleh-boleh saja
meminta anaknya untuk menjalani tes akan tetapi setelah mengetahui skor atau
hasilnya dan berapapun skornya harus tetap gembira dan juga tidak pernah
berhenti untuk memberi masukan-masukan, perhatian upaya-upaya yang dapat meningkatkan dan menjaga
kecerdasannya.
Mungkin pada saat tes dilaksanakan
anak dalam keadaan atau kondisi yang kurang sehat atau dalam keadaan cemas, dan
sebagainya. Hal-hal tersebut bisa mempengaruhi, maka apapun alasannya tidaklah
bijaksana apabila menganggap nilai IQ seorang anak sebagai hal yang amat penting. Apabila orang tua ingin
mengetahui anaknya cerdas atau tidak orang tua dapat melihat tanda-tanda
kecerdasan dan ciri-ciri anak
supernormal.
Dari penegasan istilah di depan sudah
penulis jelaskan pengertian anak supernormal yaitu anak yang mempunyai kecerdasan
di atas anak-anak normal dan memiliki IQ di atas 110. Anak yang tergolong
supernormal yaitu meliputi anak genius memiliki IQ 140 ke atas, anak gifted
atau very superoir memiliki IQ 125-140, dan anak superior memiliki IQ 110-125.
Adapun
batasan arti anak supernormal yakni :
1. Anak Genius, mewakili golongan
anak yanng memiliki IQ 140 ke atas.
Genius mempunyai arti
anak yang memilliki tingkat intelegensi yang tinggi (IQ 140 ke atas) istilah
ini juga dipakai terhadap seseorang yang memiliki bakat kemampuan luar biasa.
Dalam
bukunya Sri Rumini berjudul “ Pendidikan Anak Genius” dikemukakan bebrapa
pendapat para ahli tentang batasan pengertian genius :
a.
Orang awam
banyak yang berpendapat bahwa semua anak yanng cerdas, cerlang, berkemampuan
tinggi adalah tergolong anak genius.
b.
Ada yang menyamakan dengan talented (berbakat)
c.
Ada yang menyamakan dengan Gifted atau Highly
Gifted
d.
Robert Woodworth
dalam bukunya “Psychology” berpendapat bahwa anak genius adalah anak yang memiliki IQ di atas
140
e.
Prof.
Hollingwort berpendapat anak sudah
berhak disebut genius kalau IQ nya lebih dari 180
f.
Dalam “The
Wood Book Encyclopaedia” volume 8, halaman 87 dinyatakan kalau genius dipandang dari
psycology adalah seseorang dengan IQ 140 atau lebih
g.
Ruth Strung
mempunyai pendapat lain lagi terhadap
para genius, menurut dia : kata genius sering-sering diterapkan kepada individu
yang mempunyai kapasitas istimewa (luar biasa) dan mampu menciptakan sesuatau
yang sangat tinggi nilainya (mutunya.)
jadi titik beratnya pada hasil ciptaannya, tidak hanya pada tingkatan
intelegensinya.
Dari
berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak genius adalah anak
luar biasa cerdasnya sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi
nilainya , bila diukur dengan tes intelegensi IQ mereka paling rendah 140
sedang yang paling tinggi dapat mencapai 200 lebih.
2. Anak Gifted / Very superior
Anak
gifted atau very superior memiliki tingkat kecerdasan tinggi bila diukur dengan
tes intelegensi kurang lebih 125-140. Tingkat gifted berada di bawah tingkat
genius dan di atas tingkat superior. Gifted adalah suatu terminologi bagi
individu yang mempunyai IQ atau tingkat kecerdasan yang lebih dari normal yaitu
IQ nya antara 120-140. Disamping itu mempunyai pula bakat yang istimewa atau
menonjol anatara lain berbakat dalam seni musik, drama, ketrampilan, dan
keahlian memimpin masyarakat.
Dalam bukunya Samsu Yusuf yang
berjudul ‘Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja” dijelaskan bahwa gidted atau
very superior berIQ 130-139 yaitu seorang yang cakap dalam membaca, mempunyai
pengetahuan tentang bilangan yang sangat baik, perbendaharaab kata yang luas
dan memahami pengertian abstrak. Faktor kesehatan, kekuatan dan ketangkasan
lebih menonjol daipada anak normal.
3. Anak Superior
Sesuai
pada bagan penyebaran IQ anak superior menduduki IQ kurang lebih 110-125,
merupakan golongan anak supernormal paling bawah. Anak superior dapat
disefinisikan sebagai anak cerdas yang memiliki IQ kurang lebih 110-125,
sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Menurut
Samsu Yusuf superior yaitu seseorang yang mempunyai IQ 120-129 kelompok ini
sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah atau akademik, mereka seringkali
terdapat dalam kelas biasa, pimpinan kelas biasanya berasal dari kelompok ini.
Demikianlah
batasan-batasan arti anak yang supernormal yang pada intinya sama yaitu anak
yang mempunyai kecerdasan tinggi tetapi dengan kemampuan yang berbeda-beda.
B. Ciri-ciri Anak
Supernormal
Berdasarkan kenyataan, anak cerdas
mulai tampak sejak kecil, ketika bermain mereka mengalahkan teman-teman yang
lain, ketika belajar mengungguli pelajar yang lain, sehingga anak ini akan
menguasai teman-teman lainnya. Mereka merasa tercipta untuk menjadi tuan, bukan
anak buah dari lingkungannya.
Agar orang tua bisa memahami anak yang
unggul dan cerdas orang tua dapat memperhatikan sifat-sifat yang berbeda dengan
teman lainnya :
1.
Dari aspek
fisik, ia sedikit lebih unggul dibandingkan teman-teman sebayanya, baik tinggi,
bobot dan kesehatan.
2.
Anak cerdas lebih
mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, disini pula orang tua dapat
mengetahui bahwa perhatiannya sangat dalam, menyeluruh dan intens. Tanda-tanda
kecerdasannya ditunjukkan dengan kemampuannya dalam mencipta. Jika mengikuti
dorongan dan keinginannya, maka peraturan sekolah merupakan penyebab yang cukup
kuat dalam menggugurkan kuncup sebelum berkembang.
3.
Anak cerdas
lebih mampu memahami mulai dari masalah material sampai ke masalah –masalah
yang abstrak.
4.
Anak cerdas
cepat mengambil sikap dengan baik dalam kehidupan masyarakat meskipun situasi
lingkungan masyarakatnya sangat jelek.
Untuk memperjelas perbedaan anak
supernormal akan penulis uraikan ciri-ciri dari masing-masing tingkatan. Adapun
ciri-ciri anak supernormal (genius, Gifted/veri superior dan superior) adalah :
1.
Ciri-ciri anak
genius
Anak Genius
dapat juga disebut dengan sebutan “Gifted Talented”, memiliki ptensial yang
sangat tinggi sekali dalam prestasi belajar dan penonjolan kemampuan yang luar
biasa pada suatu bidang tertentu.
Ciri-ciri
anak berbakat intelektual /genius menurut S.C Utami Munandar antara lain :
a.
Mudah menangkap
pelajaran
b.
Ingatan baik
c.
Perbendaharaan
kata luas
d.
Penalaran tajam
(berfikir logis, kritis), memahami hubungann sebab akibat
e.
Daya konsentrasi
baik (perhatian tidak mudah teralihkan)
f.
Menguasai banyak
bahan tentang macam-macam topik
g.
Senang dan
sering membaca
h.
Ungkapan diri
lancar dan jelas
i.
Pengamat yang
cermat
j.
Senang
mempelajari kamus, peta, ensiklopedi
k.
Cepat memecahkan
soal
l.
Cepat menemukan
kekeliruan /kesalahan
m.
Cepat menemukan
asas dalam suatu uraian
n.
Mampu membaca
pada usia lebih muda
o.
Daya abstraksi
tinggi
p.
Selalu sibuk
menangani berbagai hal.
Sedangkan Drs.
Alisuf Sabri dalam bukunya “ Pengantar Psikologi” menyatakan bahwa ciri-ciri
anak genius adalah :
1.
Pada masa
kanak-kanaknya sangat cerdas atau kepandaian yang dimiliki luar biasa.
2.
Selain
kecerdasan yang luar biasa juga sifat-sifat pribadinya sangat menonjol, sangat
menunjang prestasinya, sifat-sifatnya misalnya ketekunan, keuletan dalam
berusaha mencapai sesuatu, punya kepercayaan dan keyakinan diri yang besar
terhadap pekerjaan yang dipilihnya.
2. Ciri-ciri anak Gifted / Very
Superior
Fileger
dalam karangannya menyebutkan ciri-ciri anak Gifted dibidang science adalah :
a.
Mempunyai
perhatian terhadap science pada waktu masih pra-sekolah
b.
Serba ingin tahu
apa yang menyebabkan benda-benda bekerja
c.
Kemampuan untuk
mengerti ide-ide abstrak pada usia masih muda
d.
Mempunyai
imajinasi kuat akan benda-benda ilmiah
e.
Senang akan
koleksi
f.
Memiliki daya
kemampuan yang tinggi di bidang membaca
g.
Memliki daya
kemampuan yang tinggi di bidang matematika
h.
Cenderung
berfikir secara kuantitatif menggunakan angka-angka untuk membantu menyatakan
ide-ide
i.
Kemauan untuk
aktif dan berprestasi dalam olah raga
j.
Rasa tidak puas
yang beralasan, yang bagi anak-anak lain cukup puas/ menerima begitu saja akan
hal-hal ilmiah.
3. Ciri-ciri anak superior
Ciri-ciri
anak superior menurut Baker yaitu :
a.
Mulai dapat
berbicara lebih awal dari anak normal
b.
Menunjukkan
beberapa kemampuan khusus dalam menggabungkan kata-kata untuk menyampaikan
jalan pikirannya
c.
Memulai sekolah
pada umur yang sama sebagai rata-rata anak
d.
Dapat sedikit
membaca sebelum mulai sekolahnya
e.
Tidak mengalami
kegagalam selama masa sekolah
f.
Di sekolah ia
dapat mengerjakan pekerjaannya dengan mudah dan memberi kesan ia akan berhasil
tanpa banyak usaha
g.
Ia mendapat
perhatian dari teman-temannya dan menjadi pemimpin dalam gerakan siswa,
publikasi, sekolah dan sebaginya
h.
Menunjukkan
inisiatif dalam hal-hal di luar sekolah
i.
Tertarik pada
atletik atau musik
j.
Pehatian
terhadap bacaan luas.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri anak
supernormal ialah :
1. Memiliki
inelegensi di atas normal
2. Makin tinggi IQ-nya makn baik
daya abstraksinya
3 Berfikir
secara logis , kritis, rasional, dan kreatif
4. Perkembangan
mentalnya lebih cepat dari umur kalender
5. Lingkungan
sangat berperan pada perkembangannya
6. Mempunyai
prestasi yang tinggi, baik dalam sekolah maupun di luar sekolah
7. Perhatian
terhadap bacaan luas dan memiliki koleksi pribadi
8. Perhatian
terhadap bacaan luas dan memiliki koleksi pribadi
9. Tidak pernah
mendapat kesulitan dari pelajaran di sekolah
10. Perkembangan
fisik, psikis dan bahasanya lebih pesat
dari anak normal.
C. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Intelegensi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi intelegensi / kecerdasan menurut Sutratinah :
1.
Faktor keturunan
/ hereditas, yakni proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu
generasi berikutnya melalui plasma benih.
2.
Faktor
lingkungan, yakni segala sesuatu yang ada di sekeliling anak yang mempengaruhi
perkembangan anak yang meliputi :
a.
Gizi, gizi yang
terkandung dalam makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan
jasmani, rohani dan intelegensi serta menentukan produktivitas kerja seseorang.
Seandainya terjadi kekurangan pemberian makanan yang bergizi, maka pertumbuhan
dan perkembangan anak akan terhambat terutama perkembangan mental atau otaknya.
b.
Pendidikan,
faktor pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan mental anak. Misalnya anak
lahir dengan potensi cerdas , maka akan berkembang dengan baik apabila
mendapatkan pendidikan yang baik. Sebaliknya meskipun anak memiliki
potensi cerdas tetapi tidak mendapatkan pendidikan maka perkembangan kecerdasan
mengalami hambatan.
Dalam bukunya
“Anak Unggul Berotak Prima” disebutkan bahwa pada dasarnya faktor yang
mempengaruhi terhadap kecerdasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1.
Faktor dalam
(genetik/keturunan); merupakan faktor
bawaan yang sulit untuk dirubah.
2.
Faktor luar
(lingkungan); berpotensi untuk dikembangkan untuk merangsang kecerdasan. Salah
satu faktor luar yang berpengaruh terhadap kecerdasan adalah pola makan (menu
makan), pola makan sangat berpengaruh terhadap kecerdasan, karena sel jaringan
pembentuk dan pendukung kecerdasan dibentuk dari makanan karena itu diperlukan
adanya perencanaan dan konsumsi gizi yang baik untuk anak-anak terutama sejak
masih dalam kandungan.
Hubungan faktor
dalam (hereditas) dan faktor luar
(lingkungan) adalah saling mempengaruhi, individu yang memiliki
kecerdasan yang tinggi tidak akan dapat berkembang sampai semaksimal mungkin
bila lingkungannya tidak menguntungkan, sehingga ia menjadi anak yang kurang
cerdas. Sebaliknya, jika lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangan
intelegensi tidak akan dapat membentuk seseorang menjadi cerdas, apabila faktor
potensi dasar kecerdasan anak memang rendah. Misalnya, anak ideot tidak akan
menjadi normal walaupun lingkungan mendukung perkembangan kecerdasan anak.
0 comments:
Post a Comment